Profesor Syamsul Arifin

Syamsul Arifin

Pemberitaan yang sedang trend saat ini adalah tentang Gebrak Masker (Gerakan Bersama Pakai Masker). Gerakan dan program dari TP PKK untuk membantu mensosialisasikan dan membagikan masker di seluruh indonesia ini perlu di dukung dan diapresiasi sebagai bentuk konkrit guna membantu pemerintah menangani Covid-19. 

Penggunaan masker, menurut penelitian yang dilakukan Derek, dkk(2020) dan Andrew, dkk (2020) dapat memberikan perlindungan kesehatan individu  terhadap transmisi covid-19 sebesar ±45% untuk masker kain,  ±70% untuk masker bedah, sedangkan jaga jarak minimal 1 meter ± 85%. Khusus penggunaan masker bedah menurut rekomendasi WHO diperuntukkan untuk orang sakit,  tenaga kesehatan/ merawat orang sakit, dan orang tua yang berumur 60 tahun ke atas. Namun demikian bagi kita yang sehat tidak perlu kuatir hanya menggunakan masker biasa/ kain, sepanjang kita juga disiplin untuk jaga jarak maka efektivitasnya semakin tinggi dalam pencegahan transmisi Covid-19.

Agar tujuan dan gebrakan bersama pakai masker ini dapat benar-benar memberikan perlindungan kepada tiap pemakai, maka stateholder dan masyarakat harus dibekali dengan pemahaman paripurna masker yang baik. Dengan pemahaman  masker yang baik diharapkan pemakaian masker tidak memberikan perlindungan semu terhadap transmisi covid-19.

Pemahaman paripurna tentang masker meliputi sejak persiapan,pemakaian maupun pelepasan masker sehingga masker dapat memberikan perlindungan optimal bagi penggunanya. Tata kelola masker tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (WHO, 2020)

Persiapan Masker

a) Jenis bahan: 

Pemilihan bahan merupakan langkah pertama yang penting karena filtrasi (hambatan) dan kemudahan bernapas berbeda-beda sesuai kainnya. Faktor kualitas filter yang sering digunakan disebut “Q”; Q merupakan fungsi efisiensi filtrasi (filtrasi) dan kemudahan bernapas, di mana semakin tinggi nilainya, semakin baik efisiensi keseluruhannya.  Menurut konsensus para pakar, tiga (3) merupakan faktor Q minimum yang direkomendasikan.

BahanSumberFaktor Kualitas Filter (Q)
PolipropilenaBahan terjalin18,9
Katun 1Pakaian (Kaos)5,4
Katun 2Pakaian (kaos)7,4
Katun 3Pakaian (baju hangat)7,6
PoliesterPakaian (selimut bayi)6,8
SelulosaTisu5,1
SelulosaHanduk kertas4,3
Sutraserbet2,8
Katun.kasaN/A0,47
Katun sapu tanganN/A0,48
NilonPakaian (celana olahraga)0,4

Tidak disarankan menggunakan bahan elastis untuk membuat masker. Pada saat dipakai, bahan masker dapat tertarik di wajah, sehingga ukuran pori meningkat dan efisiensi filtrasi menurun selama digunakan. Selain itu, kualitas bahan yang elastis dapat menurun seiring waktu dan sensitif terhadap pencucian dengan suhu tinggi

b) Jumlah lapisan

Jumlah lapisan minimum untuk masker nonmedis adalah tiga lapis, tergantung kain yang digunakan. Lapisan paling dalam masker menyentuh wajah pemakai. Lapisan paling luar terpapar pada lingkungan. Kain pakaian (misalnya, campuran nilon dan 100% poliester) jika dilipat menjadi dua lapis memberikan 2-5 kali lipat efisiensi filtrasi dibandingkan lapisan tunggal kain yang sama, dan jika dilipat menjadi empat lapis, efisiensi filtrasi meningkat 2-7 kali. Perlu dicatat bahwa bahan yang ditenun lebih ketat, dan juga semakin banyaknya jumlah lapisan, kemudahan bernapasnya juga dapat menurun. Tiga lapisan masker yang ideal sebagai berikut: 1) lapisan paling dalam yang terbuat dari bahan hidrofilik (seperti katun atau campuran katun); 2) lapisan terluar yang terbuat dari bahan hidrofobik(seperti polipropilena, poliester, atau campuran keduanya) yang dapat membatasi kontaminasi dari luar yang menembus ke dalam hidung dan mulut pemakai; 3) lapisan tengah hidrofobik yang terbuat dari bahan tanpa tenun sintetis seperti polipropilena atau lapisan katun yang dapat meningkatkan filtrasi atau menahan droplet. 

c) Bentuk masker

Masker dapat berbentuk pipih-terlipat . Bentuk masker dirancang agar dapat rapat di bagian hidung, pipi, dan dagu pemakainya. Saat bagian pinggir masker tidak menutup rapat pada wajah dan bergeser, misalnya saat berbicara, udara dari dalam/luar menembus melalui bagian pinggir masker dan tidak difilter melalui kain masker. Kebocoran udara yang masuk dan keluar tanpa tersaring dapat diakibatkan oleh ukuran dan bentuk masker. Penting dipastikan bahwa masker dapat tetap di tempatnya dengan nyaman tanpa perlu banyak disesuaikan dari tali elastisnya atau ikatannya.

d) Salutan kain

Salutan kain dengan senyawa-senyawa seperti lilin dapat meningkatkan hambatan dan membuat masker resistan terhadap cairan; namun, salutan seperti itu dapat tanpa sengaja menutup sepenuhnya pori-pori kain dan membuat bernapas melalui masker tersebut sulit. Selain penurunan kemudahan bernapas, air yang terfilter dapat menjadi lebih mungkin keluar melalui bagian pinggir masker saat napas diembuskan. Karena itu, salutan tidak direkomendasikan.

Pemakaian masker

  1. Bersihkan tangan sebelum mengenakan masker
  2. Satu masker hanya dapat digunakan oleh satu orang saja dan tidak boleh digunakan bergantian dengan orang lain. 
  3. Semua masker harus diganti jika basah atau terlihat kotor; masker yang basah tidak boleh digunakan untuk waktu yang lama. 
  4. Lama penggunaan maksimal 4 jam, sehingga perlu disiapkan masker kain cadangan
  5. tempatkan masker dengan hati-hati dan pastikan masker menutupi mulut dan hidung, sesuaikan dengan batang hidung, dan tali dengan erat untuk meminimalisasi jarak bukaan antara wajah dan masker
  6. hindari menyentuh masker saat mengenakan masker

Pelepasan Masker

a) Lepaskan masker tanpa menyentuh bagian depan masker melainkan lepas ikatan masker dari belakang.

b) Jangan sentuh mata atau mulut setelah melepaskan masker dan segera bersihkan tangan.

c) Masker nonmedis harus sering dicuci dan ditangani dengan hati-hati agar tidak mengontaminasi barang-barang lain. Jika lapisan kain masker terlihat lusuh, buang masker tersebut.

d) Jika menggunakan kain pakaian untuk membuat masker, suhu pencucian tertingginya harus diperiksa sesuai yang tertera di label pakaian.

e) masker yang terbuat dari kombinasi ini dapat dicuci dengan cara diuapi atau direndam dalam air mendidih.Jika air panas tidak tersedia, cuci masker dengan sabun/detergen dalam air bersuhu ruangan, kemudian rendam masker dalam air mendidih selama satu menit ATAU rendam masker dalam larutan 0,1% klorin selama satu menit kemudian bilas masker dengan air bersuhu ruangan untuk menghindarkan residu klorin yang beracun.

Melalui pemahaman paripurna masker yang baik diharapkan pemakaian masker tidak memberikan perlindungan semu dari transmisi Covid-19. Demikian pula program Gebrak Masker dapat mencapai tujuan dengan efektif, sehingga anggaran besar yang dikeluarkan tidak sia-sia dan terbuang secara percuma. []

Prof. Dr. dr. Syamsul Arifin adalah Guru Besar Ilmu Kesehatan Fakultas Kedoteran dan anggpta Tim Pakar Percepatan Penanganan Covid-19 ULM