Pada 14 Agustus 2020, salah satu anggota Tim Pakar Percepatan Penanganan COVID-19 ULM, Dr. Muhammad Abdan Shadiqi, menjadi salah satu pembicara tamu webinar yang diadakan oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (atdikbud) dari Kedutaan RI di Manila, Filipina.

Webinar ini menghadirkan 4 pembicara, 1 diantaranya berasal dari Filipina, dan 3 yang lain adalah pembicara nasional. Mewakili SnEBLAB (Social and Environmental Behavior Lab) dan Tim Pakar Percepatan Penanganan COVID-19 ULM, Dr. Shadiqi atau akrab dipanggil Diqi, memaparkan hasil riset tentang perilaku kepatuhan pada protokol kesehatan masyarakat Kalimantan Selatan.

Webinar KBRI Filipina
Webinar KBRI Filipina

Sejumlah temuan-temuan penting dijelaskan oleh Diqi untuk menggambarkan bagaimana perilaku kepatuhan masyarakat di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal), serta apa saja yang menyebabkan kepatuhan masyarakat dapat meningkat dan menurun.

Dari sejumlah 642 responden survei daring, Diqi menjelaskan bahwa perilaku kepatuhan masyarakat Kalimantan Selatan relatif tinggi pada data yang didominasi oleh usia 21-55 tahun dan berasal dari wilayah perkotaan. Namun, tingkat kepatuhan anak-anak muda sedikit lebih rendah dibandingkan orang-orang dewasa-tua. Perbedaan tingkat kepatuhan ini semakin jelas dan signifikan antar-kategori usia yang terjadi pada protokol physical/social ditancing dan mencuci tangan minimal 40 detik. Sementara, perilaku memakai masker tidak ditemukan perbedaan signifikan antara responden muda dan dewasa-tua. Kepatuhan masyarakat lebih rendah pada anjuran untuk menjaga imunitas melalui aktivitas fisik dan asupan vitamin/suplemen. 

Selain itu, Diqi menjelaskan bahwa kepatuhan sendiri diantaranya dapat meningkat dengan adanya pemahaman yang tinggi tentang informasi COVID19, masyarakat memiliki persepsi akan manfaat saat menerapkan protokol kesehatan, dan yakin bahwa dirinya mampu melakukan protokol kesehatan. Sementara, faktor yang dapat menurunkan kepatuhan diantara adalah informasi hoaks, konspiratif, ketidakpercayaan pada sains, hingga persepsi adanya hambatan menerapkan protokol kesehatan.  

Melalui hasil ini, Diqi menegaskan bahwa adanya keterbatasan generalisasi hasil pada kriteria sampel yang didominasi oleh usia 21-55 tahun dan tinggal di wilayah kota. Sehingga belum bisa menjelaskan lebih jauh tentang kondisi sampel dengan kriteria lain, khususnya yang tinggal di wilayah pedesaan. 

Hasil riset dari SnEBLAB Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran ULM ini akan disajikan juga dalam bentuk infografis danĀ policy brief. Melalui peran serta di kegiatan webinar ini, diharapkan peran serta tim Pakar untuk penguraian masalah dan rekomendasi solusi pemecahan masalah dapat lebih efektif dan berbasis pada ilmu pengetahuan. [DQ]